Todd berlari-lari di sepanjang jalanan kota besar dengan sangat cepat, dengan baju basah kuyup dan memegang sepotong roti dia berusaha lari dan menghindar dari kejaran sang kelompotan berwajah sadis. Dengan wajah pucat fasih Todd berlari berlari terus memasuki gang-gang kecil dan berharap bias lolos dari kejaran kelompok orang.
“OOCEhh Terimakasih TUHAN”, Todd sambil berlari kecil masuk ke tempat yg ada di antara gedung-gedung yang menyembunyikan dirinya, perlahan-lahan menoleh kea rah yang sangat jauh ia tinggalkan, ternyata orang-orng tersebut sudah lenyap dari pandangannya. Ia berusaha mengatur pernafasan nya agar kembali normal dan memperhatikan sekujur tubuhnya dan Ia menyadari bahwa semua berubah dengan bau badan yang mulai terasa aneh setelah beberapa hari tidak pernah diguyur oleh air dan warna kulit yang mulai berubah menjadi hitam kecoklat-coklatan.
Hujan rintik-rintk sore itu lumayan menemani dirinya sebagai sisa hujan besar tadi siang. Masih ditenpat yang sama dia bisa duduk tenang tanpa banyak suara-suara seperti ketika ia berada di pasar tadi siang. Hanya yang terdengar adalah suara-suara angkutan besar antar kota. Todd sudah mulai tidak nyaman dengan hidupnya banyak hal yang ia impikan terlewatkan, Todd adalah seorang anak 15 Tahun yang punya ambisi besar untuk dirinya dan cita-citanya.
Setelah nafasnya kembali normal Todd pun Mulai makan sepotong roti ditangannya hasil curian tadi siang dengan perut yang terasa amat lapar dia mengahantam makanannya dengan seketika. Di ujung jari-jari nya dan telapak tangannya banyak yang tetesan darah yang mengalir dari kepalanya. Tood pun mengisi dirinya dan membiarkan darah itu berlumuran di sekujur tubuhnya dan sampai berhenti dan memebiarkan kering denga sendirinya.
Saat ini tidak banyak yang bisa perbuat dia hanya memikirkan bagaimana ia bisa hidup dengan kebabasannya, tapi dia juga menghiraukan sekolah yang ia tinggalkan selama 4 hari setelah kepergiannya dari rumah. Todd sangat merindukan teman-temannya dan guru fisika kesayangannya dia sangat mengagumi ibu gurunya margareth yang sangat pintar dan lugas dalam menyampaikan pelajaran fisika di sekolah.
Setelah 4 hari berlalu margareth punya inisiatif untuk menelefon ponsel milik Todd, Alhasil tidak ada nada sambung sama sekali meski uda beberapa kali di coba. Dan inisiatif terakhir satu-satunya adalah menelefon orang tua Todd dan kaget ternyata pihak kepolisianpun berusaha untuk mencari si anak yang sudah menghilang pergi entah kemana selama beberapa hari.
Margareth adalah seorang guru yang mengetahui bagaimana sifat dan pemikiran Tood. Dia adalah anak yang cerdas dan taat kepada peraturan sekolah dan guru-guru yang lainpun sangat menyukai Tood….
“ Dasar Todd anak nakal tidak tahu arti dan tidak tahu diuntung sudah cape-capek menyekolahkan dia dengan biaya yang mahal dan sekolahan yang ternama masih ajah berbuat ulah seperti ini”… dengan suara keras dan wajah kesal berkata aku harus berbuat apa dong????
Suaminya tidak menjawab, mereka masih saja tidak pernah bisa bicara baik-baik dari dulu, ayah dan ibu Tood memang tidak pernah bisa akur, masih saja bisa bertengkar addu mulut walaupun dalam kejadian seperti ini. Mereka harus menyadari Tood adalah anak korban perceraian mereka berdua, tapi kebiasaan ibu todd adalah emosional diri yang kadang-kadang tak terkendali yang membuat ayah Todd terpaksa menggugat cerai dirinya setahun yang lalu. Ibunya Todd memang memiliki sifat yang sangat buruk dan banyak membawa dampak pada diri Tood yang menyebabkan anak malang ini memilih untuk pergi meninggalkan rumah.
Keras kepalanya ibu Tood bukan hanya mengorbankan kedamaian dalam keluarga tetapi dia juga banyak bermasalah dengan rekan-rekan bisnisnya jika semua bisnis yang ia jalankan tidak sesuai dengan harapan dan keinginannya. Dan puncaknya ia melempiaskan kekesalannya terhadap anak-anaknya, dan paling utama adalah Tood sebagai kakak tertua dari 3 bersaudara. Ibunya sering mencari-cari kesalahan Tood meskipun anak itu masih berusia 15 tahun dan belum banyak mengerti masalah ini dan itu.
Siang itu dering telefon dari pihak kepolisian berdering ke ponsel ibunya Tood dan yang menyatakan bahwa Tood sudah di ketemukan. Mendengar berita itu ibunya Tood langsung mendatangi kantor polisi dekat komplek perumahan di mana Tood dan ibu beserta kedua adeknya tinggal.
Dengan wajah ketakutan Tood mendekati ibunya dan meminta atas semua kejadian ini dab Tood berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Seperti pertemuan pada umumnya suasana tersebut tidak menggambarkan kerinduan antara seorang ibu terhadap anakanya. Tapi biar gimanapun Tood tetap ikut dengan ibunya pulang kerumah. Air mata sang ayah tidak berasa mengalir begitu saja. Sang ayah berpikir mengapa semua ini terjadi, ayahnya tidak pernah menduga kalau keluarganya akan berantakan seperti ini dan paling utama adalah bagaimana nasibnya Tood di hari depan dan kedua adiknya.
Margareth yang duduk di sebelah ayahnya menceritakan bagaimana Tood bisa diketemukan, ternyata Tood mengingat dan menghafal nomor ponsel margareth, karena Tood sudah tidak tahan dengan kehidupannya yang memilih untuk kabur dari rumah selama kurang dari satu minggu, akhirnya Tood memutuskan untuk menghubungi Margareth. Tood merasa bahwa margareth bahwa margareth yang juga berprofest sebagai gurunya itu bisa menjadi teman kepecayaannya saat ini.
Entah bagaimana nasib malang ini denagan cita-cita selangit dan semangat yang membara dia selalu berusaha menjadi anak yang The best di sekolah. Tapi banyak hal yang harus dia lewati dalam mencapai semuanya itu. Dalam usia remaja ternyata Tood diperhadapkan dengan berbagai tekanan dalam keluarga. Tekanana yang sangan rentan dengan jalan pemikirannya suatu saat nanti.
Sampai depan pintu, kedua adiknya Tood telah menantikan kehadirannya kembali dirumah. Kedua adeknya tood sangatlah dekat dengan dirinya, karena sikap Tood yang selalu menunjukkan bahwa ia selalu menyayangi dan peduli kepada adeknya apalagi dengan tugas-tugas tumah yang diberikan guru mereka dari sekolah. Yang menuntut Tood yang seakan-akan yang berperan juga sebagai tentor untuk penyelesaian tugas-tugas sekolah adek-adeknya. Tood tersenyum gembira melihat adek-adeknya kembali.